Konten [Tampil]
Nah, di akhir minggu ini, Aku mau sekalian berbagi dan refleksi diri. Sebenarnya bagaimana strategi manajemen waktu ala diriku.
Oiya, sebelum lebih jauh, Aku mau disclaimer dulu. Aku bukan seorang ahli manajemen waktu, atau orang yang passionate di bidang ini.
Tapi Aku selalu ingin meng-upgrade kemampuan dan wawasan baru. Terutama yang beririsan dengan goal besarku di dunia dan akhirat. Karena manajemen waktu itu masuk ke dalam rumpun ilmu self development, Aku jadi excited banget waktu mempelajari ilmu ini.
So, Aku belajar secara otodidak dan berusaha untuk mencari sumber ilmu yang kredibel dan dapat dipertanggung-jawabkan. Baik itu dari buku, ilmu yang sudah dibuktikan oleh praktisinya, dan beberapa orang yang konsisten dan produktif berkarya di bidangnya.
Dari hasil “mengunyah ilmu” itu, Aku meng-highlight beberapa poin penting atau ilmu yang mendasari manajemen waktu. Selanjutnya Aku ramu menjadi formula baru. Dan yang paling penting adalah Aku melarutkan ilmu tersebut dalam keseharianku.
Nah, jadi yang akan Aku sampaikan ini adalah hasil praktik baik selama belajar di Institut Ibu Profesional dan akumulasi pengalamanku selama ini dalam membagi waktu.
Bridging-nya kepanjangan yak?Haha mohon maaf. Yuk kita cuzz aja!
Kegiatanku
Selain menjadi full time mom, Aku juga menghibahkan waktuku untuk berkegiatan sosial. Jadi, Aku tergabung dalam Kampung Komunitas Ibu Profesional Semarang. Tugasku adalah merancang program kegiatan untuk 30an orang yang tergabung di dalamnya.
Selain itu,6 bulan terakhir sampai tengah Agustus nanti, Aku baru akan menyelesaikan kelas intensif di Institut Ibu Profesional. Serupa tapi tak sama ya Sobi. Hehe
Pada intinya kegiatanku di Kampung Komunitas itu lebih mirip laboratorium belajar. Aku ditantang untuk “mengambil dan bermain peran” dalam mengembangkan minat dan bakat.
Nah, Aku kira membuat program itu sekedar buat proposal kegiatan dan menggugurkan tugas sebagai manajer program. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Aku belajar meng-organisir orang. Merencanakan berbagai progam pengembangan diri, mengaktifkan grup diskusi, membuat form evaluasi dan membuat rencana aksi, serta belajar memimpin.
Secara langsung itu berdampak pada kepercayaan diriku yang meningkat drastis. Yap drastis. Karena dulu Aku tak berdaya dengan stigma yang melekat pada seorang ibu rumah tangga. Baiklah kita hempaskan dulu yaa Sobi perihal itu. Lanjut ke topik!
Karena udah kadung basah kuyup belajar di kampung komunitas, ada kebiasaan baru yang Aku terapkan dalam keseharianku. Aku jadi terbiasa membuat to do list alias perencanaan.
Aku bakalan ceritain salah satu part yang bisa dibilang cukup penting untuk diketahui Sobi. Khususnya bagi yang punya tantangan menjadi full time mom sekaligus mengikuti organisasi pengembangan diri yang berbasis aktifitas online. sementara butuh meningkatkan kapasitas diri sebagai perempuan, istri dan ibu.
Gadget Hours ala Diriku
Akhir-akhir ini kegiatan onlineku bertambah banyak. Selain karena ikut WAG akibat dari peran yang dijalani saat ini sebagai Manajer Program. Ada juga WAG yang sengaja Aku ikuti untuk menambah skill dan wawasan-ku.
Belum selesai sampai di situ Sobi, Aku juga ikut WAG khusus selebrasi mahasiswa Buncek 3. Ada beberapa WAG yang secara khusus Aku ikuti untuk men-support sesama lulusan Buncek 3 dan ada pula WAG yang Aku ikuti karena ingin belajar ilmunya. We O We =WOW!
Rasanya tiap detik dan menit selalu ada bunyi dentingan notifikasi dari grup-grup itu. Aku masih belajar untuk mengatasi FOMO (Fear Of Missing Out), so Aku selalu berusaha untuk nggak ngecek hape kalau ada notifikasi masuk.
Kuncinya adalah fokus sama yang dilakukan saat itu. Jujurly, nggak enak banget dapet distraksi langsung dari gadget. Dulu Aku kecanduan gadget karena nggak mengerti gimana mengendalikan hawa nafsuku untuk membatasi penggunaan gadget.
Berikut adalah 3 mindset yang Aku terapkan untuk mengatur penggunaan gadget dalam kegiatanku sehari-hari.
First Thing First
Utamakan yang utama. Atur prioritas dulu deh. Jangan sampai yang kita kerjakan itu bukan hal yang penting untuk mencapai tujuan hidup kita.
Utamakan hal- hal yang menjadi prioritas saja. Yang dampaknya langsung terasa seperti kesehatan, kualitas hubungan dengan circle utama, dan pekerjaan yang membuat kita enjoy, easy, earn, dan excellent di suatu bidang.
Inget hukum pareto aja kalau Aku mah. 20% - 80% disini kita hanya perlu fokus pada satu kegiatan yang akan berdampak besar pada efisiensi dan efektivitas hidup kita.
Pusatkan fokus pada kegiatan yang penting-mendesak dan tidak penting-mendesak. Hal ini membantu banget sih untuk mengatur waktu 24/7 yang rasanya selalu kurang. Mulai sadari aja kalau kita perlu menjadi tuan, bukan orang yang diperbudak waktu.
Gadget Time dan Gadget Free
Ketika dihadapkan dengan beberapa peran, lumayan berat sih karena mengampu banyak kepentingan. Tapi itu adalah bagian dari amal jariyah yang Aku pilih. Jadi..tetap harus dijalani dengan suka hati.
Caranya dengan menentukan jam online dan jam bebas gadget.
Ketika punya pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang, usahakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi asertif. Kita perlu jujur dan terbuka dalam menyampaikan pesan, tanpa merasa nggak enakan atau merasa perlu disukai banyak orang.
Jadi apa adanya aja dan komitmen dengan apa yang kita katakan.
Sampaikan bahwa jam online kita dari jam sekian sampai jam sekian, Jika ada hal mendesak yang perlu disampaikan, bisa langsung telfon. Begitu lebih memudahkan dan kita tidak terbebani dengan bunyi notifikasi dari gadget kita.
Tentukan pembahasan yang akan diulas ketika rapat atau diskusi online dan tentukan waktunya. Mulai sesuai kesepakatan, no ngaret ngaret. Ini juga bagian dari menghargai waktu yang kita miliki.
Kalau perlu, tentukan hari bebas gadget untuk keluarga. Kalau di Ibu Profesional, kita mengenal GFOS atau Gadget Free on Sunday. Jadi, hari ahad khusus dipakai untuk quality time dengan keluarga.
Mulai adil sejak dalam pikiran. Tubuh, orang-orang terdekat seperti suami dan anak kita butuh haknya juga.
Kerjakan Satu Per Satu Sampai Tuntas
PR banget sih buatku yang suka bercabang pikirannya ketika sedang melakukan suatu hal. Baiknya, kita fokus melakukan satu hal dalam satu waktu. Jangan membagi pikiran menjadi beranak-pinak. Kita bakalan nggak maksimal mengerjakan sesuatu dan hasilnya jadi setengah-setengah.
Kendalikan monkeymind kita. Tahu kan? Pikiran yang melompat-lompat dari satu hal ke hal lainnya dalam satu waktu. Itu manusiawi sih. Tinggal gimana cara kita mengendalikan monkeymind kita.
Caranya kita bisa catet hal penting yang terlintas ketika sedang melakukan suatu hal. Dan mem-follow-upnya ketika pekerjaan kita sudah selesai.
Mudah? Kadang jadi tricky juga buatku yang nggak biasa bawa notes. Paling mudah menuliskannya di gadget. Karena gadget tuh udah tangan-able wkwk.
Aku pernah denger ceramah juga, kalau ternyata kita bisa melatih fokus kita dengan sholat khusyuk. Solat adalah sarana kita untuk beribadah pada Allah. Menghadirkan diri secara utuh dan menyerakan diri kita secara penuh pada sang khalik.
Gerakan tubuh, bacaan, dan pikiran kita hanya tertuju pada Allah pada saat solat dengan khusyuk. Mengharap hanya pertolongan dan kebaikan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Lima kali sehari Aku rasa cukup untuk melatih kesadaran kita. Fokus sama apa yang ada di depan mata. Minimalkan distraksi atau menyingkirkan ha-hal yang mengganggu fokus kita saat itu.
Ketiga hal tersebut mewakili apa yang sudah Aku kerjakan selama ini untuk mengatur jam online ketika berkomunitas dan berorganisasi.
Nggak bisa dipungkiri kalau masih perlu perbaikan di berbagai sisi. Karena masih tahap belajar. Semoga Aku bisa lebih konsisten dan lebih baik lagi dalam menerapkan gadget hours untuk diri dan keluargaku.
Mudah? Kadang jadi tricky juga buatku yang nggak biasa bawa notes. Paling mudah menuliskannya di gadget. Karena gadget tuh udah tangan-able wkwk.
Aku pernah denger ceramah juga, kalau ternyata kita bisa melatih fokus kita dengan sholat khusyuk. Solat adalah sarana kita untuk beribadah pada Allah. Menghadirkan diri secara utuh dan menyerakan diri kita secara penuh pada sang khalik.
Gerakan tubuh, bacaan, dan pikiran kita hanya tertuju pada Allah pada saat solat dengan khusyuk. Mengharap hanya pertolongan dan kebaikan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Lima kali sehari Aku rasa cukup untuk melatih kesadaran kita. Fokus sama apa yang ada di depan mata. Minimalkan distraksi atau menyingkirkan ha-hal yang mengganggu fokus kita saat itu.
Ketiga hal tersebut mewakili apa yang sudah Aku kerjakan selama ini untuk mengatur jam online ketika berkomunitas dan berorganisasi.
Nggak bisa dipungkiri kalau masih perlu perbaikan di berbagai sisi. Karena masih tahap belajar. Semoga Aku bisa lebih konsisten dan lebih baik lagi dalam menerapkan gadget hours untuk diri dan keluargaku.
Cara Membagi Waktu Sehari-hari Anti Rempong
Sebetulnya dari banyaknya metode manajemen waktu yang bertebaran di muka bumi ini, kita bisa pilih yang sesuai sama kebutuhan kita aja. Pada dasarnya mengatur waktu itu bukan tentang memprioritaskan apa yang dijadwalkan, akan tetapi menjadwalkan prioritas.
Jadi, mau pake metode apapun kalau nggak sesuai sama kebutuhan dan bikin kita jadi nggak nyaman, malah nggak membuat kita fokus sama prioritas. Atau bisa dibilang “big picture”-nya yaitu tentang apa yang kita perjuangkan untuk diprioritaskan.
Aku dapet insight menarik dari Mbak Nikmah, dalam blognya menyebutkan kunci manajemen waktu itu ada di penyederhanaan (simplify). Nggak perlu ribet memikirkan tools untuk mengatur waktu.
Nah, ininih. Kita kebiasaan ngikutin trend atau zaman. Waktu lagi trend bullet journal, kita ikutan. Beberapa kali dicoba, terus ditinggal karena kesusahan sendiri bikin template atau menghias jurnalnya.
Harusnya kan tools itu memudahkan, bukan menyulitkan. Jadi coba dimulai dari kesadaran diri dulu aja yang dibangun. Kenapa harus mengatur waktu, kenapa memanaj waktu itu penting. Kalau udah dimulai dari situ, insyaa Allah pakai tools apapun bisa. Bahkan sampai pada tahap nggak perlu tools sama sekali. Karena kita udah mengenal apa “big picture” kita.
Aku tertarik dengan konsep penyederhanaan tentang mengatur waktu. Mindset yang dibangun Mbak Nikmah dalam mengatur waktunya sebagai penulis, praktisi zero waste, dan penganut gaya hidup minimalis ada 3, yaitu:
- less is more , less is now
- do it yourself
- balance
Seimbang dalam hal relasi,pribadi, dan karir. Kasih pijakan berupa batasan-batasan yang masuk akal untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi, sosial, dan spiritual.
Bermanfaat bgt mbk. Artikelnya bagus. Yes akupun merasa sudah kecanduan gadget. Sedang berusaha meminimalisir screen time nya. Dan agak susah memang.
ReplyDeleteLangsung kena mental deh kalo bagian gadget hours mbak, waktu berasa berhenti hanya untuk scrolling video pendek
ReplyDeleteMasya Allah, keren tulisannya Mba. Banyak insight yang aku dapet. Makasih Mba
ReplyDeleteBermanfaat sekali ini manajemennya, makasiiiii untuk tips nya ya mba..
ReplyDelete