Konten [Tampil]
Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Sayyid Quthb
Kira-kira begitulah kutipan yang Saya ambil dari blog Umma Faha,seorang Ibu hebat dari 2 orang anak. Menulis adalah media bertutur terbaik, tempat menyalurkan ribuan kata yang tak sempat terucap oleh lisan.
Umma Faha adalah mom-blogger, penulis, aktivis komunitas, partner bermain anak, dan manajer rumah tangga yang sedang belajar memantaskan perannya.
Ketika membaca isi blognya yang berjudul Umma Faha, Saya langsung bersyukur. Pertanyaan "Mengapa" dalam benak Saya beberapa minggu terakhir ini semakin menunjukkan titik terang.
Saya pernah curhat soal niat Saya untuk menstimulasi tumbuh kembang Arza dengan kegiatan yang menyenangkan. Allah menuntun Saya untuk menemui orang-orang yang "satu frekuensi" dengan Saya.
Dalam instagramnya, Umma Faha menuliskan sebuah tagline yang menyita perhatian Saya. Katanya "Stop Fatherless! Catatan perjalanan umma kembali ke fitrah". Tagline ini semakin jelas ketika Umma Faha menuliskan deskripsi di head image blog-nya yang bertuliskan "ruang untuk berbagi cerita perjalanan menjadi diri sendiri, anak, istri dan ibu yang lebih baik."
Menarik! Sepertinya akan menjadi cerita yang menggelitik jika Saya menguliti sisi kehidupan Umma Faha, agar terbesit hikmah bagi Sobi yang sedang membaca profil Umma ini.
Baca Juga: Mbak Etha: Mualaf yang Hobi Menulis
First Impression
Pertemuan kami terbilang unik, karena kami tidak japri-japrian setelah tugas pekan ini diumumkan di google classroom. Jadi, kami diberikan tugas untuk menulis profil seorang teman di Blogspedia Coaching.
Sistemnya, setiap orang berhak memilih satu orang saja untuk dijadikan partner menulis.
Saat giliran me-list, banyak yang sudah nge-cup via japri. Jadi list-nya langsung penuh. Saat itu Saya belum dapat pasangan karena belum muncul tanda-tanda orang yang butuh pasangan. Tak lama berselang, Umma Faha chat di WA grup dan mengajak Saya untuk menjadi partner-nya. Langsung Saya sambut baik ajakan itu tanpa ba bi bu.
Memulai chat dengannya via WA, agak canggung juga, tapi tetap gaskeun ajalah! Sempat salah memilih diksi saat meminta ngobrol langsung membuat Saya menyadari satu hal. Nggak semua orang sama denganmu wahai Oktavia. :)
Mbak Prima punya jam online dan nggak bisa setiap waktu cek medsos. So, Mbak Prima yang biasa dipanggil Pinpim ini memberikan opsi untuk Wapri kalau sudah lowong dari 'tugas negara'.
Personal Bio Umma FaHa
Wanita bernama lengkap Prima Santi ini lahir pada bulan Februari tahun 1990, yang artinya doi lebih senior daripada Saya.
Doi menikah dengan suaminya (Ya iyalah~) dan melahirkan 2 orang anak bernama Fatimah dan Hamzah. Makanya, nama blog doi menjadi Umma FaHa. Ibunya Fatimah dan Hamzah.
Doi hidup nomaden. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti alur kehidupannya dimulai sejak lahir, kuliah, kerja, dan akhirnya menikah. Wanita berdarah Sidoarjo ini pernah tinggal lama di Malang, mencari sebongkah emas dan sesuap nasi di Bogor, dan akhirnya bertemu dengan pujaan hati (Pak Suami) yang Betawi tulen. Mereka hijrah bersama ke planet yang sangat terkenal di pinggiran Jakarta. Ada yang tahu? Yup 'Bekasi'.
Awalnya Saya nggak menyangka kalau Mbak Pinpim pernah mengenyam pendidikan sebagai seorang dokter hewan. Pikiran Saya langsung tertuju pada penulis novel Layangan Putus, yang juga lulusan pendidikan dokter hewan di Malang. #Maaplagigesrek
Hmm. tahu nggak Sobi? Saya kita Mbak Pinpim ini melihara binatang karena status doi yang pernah jadi sarjana kedokteran hewan. Tapi ternyata nggak juga hehe. Doi mengaku kalau nggak ada hewan peliharaan di rumahnya dikarenakan mertuanya alergi dan butuh banyak efforts untuk itu.
Mbak Pinpim alias Umma Faha yang ternyata punya nama panggung Prisa Hermawan ini juga punya passion yang sama dengan Saya. Diantaranya, Doi suka menulis, senang dengan gaya hidup sehat dan minimalis, serta sering berbagi insight tentang pernikahan, parenting, dan ide bermain anak.
A to Z about Blogging
Dari Curhat, Jadi Manfaat
Sampai sini, Saya mau memutuskan untuk menulis nama Mbak Prima menjadi Mbak Pinpim. Karena lebih gemoy aja. :3 #Maapkankerandomanhariini
Sebetulnya apa yang melatarbelakangi Mbak Pinpim yang pernah berkecimpung di dunia jurnalistik ini untuk menulis di blog yaa?
Ternyata..dari jawabannya via WA, doi mengungkapkan kalau blog adalah surga kata. 20k kata per hari itu masih turah-turah untuk dituangkan di lembar digital bernama blog ini.
Makanya, sejak 2009 saat facebook dan twitter sedang hype, Mbak Pinpim lebih memilih platform blog (wordpress) sebagai media untuk mencurahkan isi hati dan mendokumentasikan moment berkesan.
Mbak Pinpim mendokumentasikannya pada laman website berikut https://mrsprisa.wordpress.com/
Nah ngomong-ngomong soal blogging, Mbak Pinpim memilih blog sebagai tempatnya menyalurkan passion menulisnya karena:
1. Blog cocok untuk kita-kita yang suka nulisnya nggak terbatas kata - unlimited -
2. Sifatnya pribadi, mau nulis apa juga terserah kita, nggak ada yang nggak ngebolehin
3. Bisa didesain sesuai keinginan kita. Karena ini rumah kita, kita bebas berkreasi
Kenapa Mbak Pinpim memilih blogpsot jadi tempat yang nyaman untuk menulis? Kata doi sih ini berdasarkan rekomendasi dari alumni Blogspedia Coaching #2 yang juga merupakan mentor di web komunitas sebelah.
Ini juga yang menjadikannya untuk ikut Blogspedia Coaching #3 yang qodarullah dipertemukan dengan Saya sebagai sesama peserta.
Jujurly, ketika melewati 2 kali challenge setiap minggu membuat Saya kelimpungan. Tapi mengingat banyak peserta, salah satunya Mbak Pinpim yang semangat banget belajar. Di tengah kesibukannya mengurus anak dan rumah, Saya jadi ketularan semangat.
Ketika menulis Strong Why tentang ngeblog, Mbak Pinpim menulis bahwa ngeblog bisa jadi jalan ninjanya untuk healing. Yap.. Doi bilang kalau bermain dengan anak dan menulis jurnal di blog menjadi bentuk self healing-nya.
Namun, jangan disangka. Niat itu kian kuat karena alasannya ngeblog nggak cuma sekedar curhat, tapi curhat yang berisi manfaat. Sehingga apa yang disampaikan memiliki dampak bagi orang lain yang sedang membutuhkan isi tulisannya.
Baca Juga: 7 Kata-Kata Bijak Untuk Diri Sendiri
Menulis = Wadah Aktualisasi Diri
Mbak Pinpim bilang kalau perempuan itu unik dan multitasking. Energi berlebih ini kalo tidak difasilitasi dengan cara yang baik akan menjadi penyakit, termasuk untuknya.
Celetukannya itu mengantarkannya menjadi pegiat komunitas bahkan masuk pada taraf pengurus inti untuk melebarkan sayap kebermanfaatannya pada umat. Wuih mantap!
Mbak Pinpim cerita kalau kegiatannya selama ini menjadikannya hidupnya lebih berarti. Doi bisa berbagi tanpa pamrih di bidang yang doi tekuni saat ini.
Nggak pernah berharap dapet cuan. Tapi kalau sudah rejekinya, cuan itu akan datang sendiri. Seperti saat ini.
Mbak Pinpim menggunakan blog pribadinya untuk menelurkan curhatan dan menjadi ladang aktualisasi dirinya. Nggak jarang doi melampirkan tulisan di blog sebagai bahan untuk sharing di komunitas parenting. Dari situ pundi-pundi kebermanfaatannya terasa.
Aktifitas blogging-nya ini tidak lain dan tidak bukan juga atas ridho dari suami. Makanya Doi bilang ini nggak ganggu kenyamanan mereka dan selow aja jalannya karena tidak berorientasi pada cuan dan hal lain untuk saat ini.
Untuk menutup postingan ini, ada kutipan menarik nih yang Saya ambil dari blog lawasnya Mbak Pinpim..
Lets Writing, While Still Remember. Yuk Nulis, Selagi Masih Inget.
Nulis aja dulu..mumpung masih anget. Ide itu mahal dan datengnya jarang. Hehe
Untuk yang mau catch up lebih lanjut sama Mbak Pinpim alias Umma Faha langsung gaskeun aja cek akun medsos Doi.
Instagram: ummafaha
Twitter: ummafaha
Facebook: primasanti90
Masya Allah, 20.000 kata per hari sebagai teguran untukku yang baru dapet 500 kata sudah ngeluh lelah. huhu
ReplyDeletesetuju bangets, menulis bisa menjadi ruang untuk mengaktualisasi diri, memanfaatkan potensi diri dan mengembangkannya...barakallah ibu hebat
ReplyDeleteluar biasa Ummu Faha 😍 tetep aktif dan urusan domestik lancar jayaa.. mesti diintip nih gimana cara beliau bagi waktu dan peran.. terimakasih mba Okta sudah berbagi ❤
ReplyDeletenuhun pisan ya mbak atas tulisannya, mengorek masa lalu, saya deg degan banget tiap jam ngecek, ternyata ngoprek brangkas lama hehehe
ReplyDelete