Konten [Tampil]
Sekilas Catatan Tentang Mentorship Pekan ke-4
Di tahap ini kami, penjelajah hutan kupu cekatan wajib untuk melakukan check in relationship alias refleksi hubungan. Hubungan apa?mentorship dong. Ehe
Mendengar kata hubungan membuat Saya terpantik pada sebuah pernyataan random dalam kepala.
“Mau tahu gimana kualitas pekerjaan-mu (dalam mencapai goal-mu) selama ini? Coba cek dulu hubunganmu dengan yang Maha Mengawal prosesmu dari awal sampai saat ini,”
“Apakah sesuatu dikatakan baik berdasarkan pemikiran kita saja?”
“Ahh..belum tentu.”
Saya mencoba merefleksikan perkataan magika soal ‘hubungan’ selama ini yang terbentuk antara mentor dan mentee. Apakah sudah sejalan? Apakah sudah seiya sekata? Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah mentorship ini berjalan?
Saya baru fokus untuk merencanakan tulisan ini setelah beberapa hari disibukkan dengan notifikasi media sosial di gawai Saya. Cukup bising dan membuat Saya kesulitan untuk berpikir.
Hingga akhirnya Saya bisa merenung sejenak dan memfokuskan diri pada hal yang Saya kerjakan selama mentorship 4 pekan ini.
Cukup banyak agenda yang Saya rencanakan dan cukup banyak agenda terlewat karena Saya kurang fokus dan konsisten menjalaninya.
Saya pernah ada di satu waktu, yaitu saat Saya overwhelmed dan nggak tahu harus berbuat apa. Akhirnya ada tugas yang Saya gadaikan dan terlewat sampai overtime.
Sehingga Saya dapat menyimpulkan bahwa Saya harus menyelesaikan ini dengan diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian baru bisa switch ke orang lain.
Mengembalikan semua sebab kepada diri sendiri dan mencoba menerima semua itu.
Baiklah, itu sekilas refleksi Saya terhadap proses mentorship pekan ini. Lumayan abstrak dan memang Saya bisanya begini dulu hehe.
Check In Relationship
Kata Magika, di check in relationship, kita perlu memeriksa perasaan satu sama lain. Antara mentee dengan mentor dan sebaliknya.
Pekan ini, Kita nggak akan bahas PROGRES MENTEE. Kita fokus terhadap perasaan apa yang muncul dalam diri kita. Kalau tadi sudah Saya awali dengan perasaan yang mewakili mentorship di pekan ini. Maka selanjutnya Saya akan menyampaikan ulang resume tentang manfaat check in hubungan bagi mentor dan mentee.
Check in berfungsi sebagai umpan balik atau feedback. Kita akan dapat penilaian objektif dari mentee/mentor terkait keberjalanan mentorship selama 4 pekan ini. Dan ada 4 poin atau aspek yang akan menjadi penilaian seberapa serius kita dalam mentorship ini.
- Kenyamanan. Apakah kita sudah cukup jujur dan terbuka, nyaman berdiskusi, menyampaikan gagasan, atau tantangan selama mentorship ini?
- Prioritas Waktu. Apakah waktu untuk terhubung selama mentorship menjadi prioritas bersama?
- Fokus. Apakah antara mentee dan mentor sepenuhnya fokus dalam mentorship ini?
- Indikator. Gimana kita mengukur atau mengevaluasi proses hubungan mentor/mentee ini? Apakah mentorship ini sudah berjalan dengan baik? Baik kalau mentor seperti apa? Baik kalau mentee seperti apa?
Check in bermanfaat untuk mentee, yaitu mentee dapat berlatih menyampaikan umpan balik yang konstruktif. Sementara manfaat untuk mentor, adalah mentor dapat merasakan atau menerima umpan balik. Belajar mengelola respon.
Nah Semua itu bisa goal, kalau kita bisa menyampaikan umpan balik dengan cara yang baik atau adab yang dapat diterima oleh masing-masing.
Ada 2 metode umpan balik atau feedback yang bisa dipraktikan yaitu:
- Metode sosis (+-). Contoh: Kamu udah hebat banget, akan lebih baik lagi jika..
- Metode sandwich/roti lapis (+-+). Contoh: Kamu keren bisa melakukan A-Z, tapi inget kalau ekspektasimu berlebihan, kamu akan mudah kecewa. Maka sekarang tugasmu adalah mengelola ekspektasi supaya kami nggak menghabiskan banyak energi. Yuk, senyum-semangat! :D
Proses Check In Bersama Mentor
Saya dan Ms Meyyke saling memberikan feedback di hari jum’at, pukul 18.30 WIB. Cukup singkat, yang lama itu cerita tentang kehidupan dan aktifitas masing-masing hehe.
Saya cukup puas dengan feedback yang diberikan oleh Ms Meyyke soal ‘hubungan kita’.
Komunikasi itu penting. Itu yang kita garisbawahi saat ngobrol soal kualitas hubungan selama mentorship berlangsung.
Memang nggak banyak hal yang kita singgung, hanya beberapa saja yang kelihatannya sama-sama mengganggu fokus kami yaitu bejubel kegiatan di luar mentorship yang banyak menyedot perhatian dan fokus kami.
Saya juga senang karena Saya bisa jujur dan terbuka mengenai ‘prioritas hubungan’ dalam mentorship ini. Dari situ, mulai ada benang merah yang bisa Saya simpulkan dari pertemuan kami jumat sore itu.
Saya memaklumi tantangan yang dihadapi Ms Meyyke selama ini. Doi membuat dan memberikan lesson plan kepada peserta didiknya di Miss Meyyke’s Class dan sangat beruntung Saya nyempil jadi prioritasnya dalam mentorship kali ini.
Kami saling mengapresiasi dan menghargai pendapat masing-masing. Dan kami sepakat kalau komunikasi dan komitmen adalah salah satu hal yang jadi penilaian baik atau buruknya kualitas mentorship kami.
Proses Check In Bersama Mentee
Proses Check In bersama Mentee 1
Proses check in bersama Kak Isti berlangsung hari rabu malam. Kami bersua lewat Video call. Begitu lihat wajahnya, hati Saya merekah hoho.
Kak Isti cerita kalau doi sudah merampungkan tugasnya dalam merencanakan menu konten setiap minggu. Tinggal meluncurkan aksinya untuk membuat video reels pekan depan. Doi cerita kalau ahad pagi mau berangkat ke Car Free Day untuk shoot gambar adan video sebagai bank konten.
Setelah itu kami sama-sama mengulik bagaimana perasaan masing-masing selama menjalani mentorship.
Di sini, Kak Isti cerita kalau doi merasa senang dan nyaman berkenalan dengan Saya. Meskipun Saya masih banyak kurangnya, Mbak Isti bisa menerima itu dan berusaha untuk melakukan saran-saran yang Saya berikan.
Saya bersyukur karena bisa mendapatkan partner Kak Isti yang sangat sabar menjalani proses mentorship ini. Doi juga sangat tekun dan komitmen terhadap goal yang doi buat di awal mentorship.
Kami saling memberikan apresiasi dan meyakinkan satu sama lain kalau mentorship ini bisa berjalan mulus tiga pekan kedepan. *Aamiin
Proses Check In bersama Mentee 2
Kamis paginya giliran Mbak Eva yang check in soal hubungan mentorshipnya bersama Saya. Saya senang bisa ketemu VC-an lagi sama doi setelah sekian lama bertukar VN.
Mbak Eva terbilang memiliki aktifitas cukup padat karena menjadi freelance writer dan juga mengurus anak-anak di rumah.
Doi bilang kalau sebetulnya doi jadi nggak enak alias ngerepoti kalau dikirimin oleh Saya video tutorial tentang bahasan yang sedang dipelajari.
Saya menyimpulkan bahwa Mbak Eva tipikal orang yang biasa jalan sendiri tanpa disuruh. Doi punya inisiatif yang tinggi dan suka meminta saran perbaikan. Atau memastikan bahwa yang dilakukannya sudah baik atau belum.
Dari Mbak Eva, Saya jadi belajar sesuatu. Kalau seseorang itu punya gaya belajar yang berbeda dan nggak bisa disamakan.
Saya senang sekali bisa berdiskusi dengan doi karena pemikirannya terbuka.
Pekan ini, doi mengaku kalau lagi nggak bisa fokus di mentorship. Jadi, ada sesuatu yang perlu diprioritaskan lebih dulu.
Its all done, Doi udah bisa mengatur nafasnya dan berjalan pelan-pelan, selangkah demi selangkah di mentorship pekan depan.
Sejauh ini kami sepakat kalau mentorship ini berjalan lancar dan kalaupun ada kendala, bisa dikomunikasikan lebih jujur dan terbuka lagi untuk selanjutnya.
Progres Pekan Ke-4
Pekan ini Saya mengeksekusi menu belajar yang sudah dibuat untuk seminggu. Dan menuliskannya jurnalnya di google docs. Beberapa diantaranya hanya Saya dokumentasikan lewat video/gambar di ponsel.
Saya belum mengevaluasinya bersama Ms Meyyke. Insyaa Allah, awal pekan ini akan Saya meminta saran kepada beliau dan mencari tahu dari praktisi tentang capaian perkembangannya selama satu pekan ini.
Kemudian mengikuti beberapa challenge dari ATM class (kelas peningkatan skill berbahasa inggris untuk orang dewasa). Lumayan re-fresh ilmu tentang grammar lewat video games dan mengasah skill kepenulisan dalam sesi Getting to Know You.
Dan..pekan ini ada drama yang menyedihkan yaitu Arza jadi kacau jam tidurnya. Sehingga berimbas pada kegiatan bermain yang bergeser waktunya. Saya langsung berkonsultasi dengan rekan sejawat tentang perilaku Arza ini.
Di sela-sela waktu, Saya juga mendengarkan webinar tentang mendisiplinkan anak dari Kak Erlan untuk menambah wawasan dan praktik baik yang bisa diaplikasikan kepada Arza.
Post a Comment
Post a Comment