Konten [Tampil]
Beranjak ke tahap kupu-kupu di kelas Bunda Cekatan, Saya jadi semakin tertantang karena proses pembelajaran di tahap ini mengharuskan Saya berperan menjadi mentor sekaligus menjadi mentee. Pekan pertama jadi ajang pertemuan mentor dan mentee dalam program mentorship.
Program mentorship digadang agar kita memiliki empati ketika tumbuh berproses.
Ketika berada di posisi mentor, kita akan belajar rasanya membimbing untuk membuat mentee kita berkembang. Di sisi lain, ketika kita berada di posisi mentee, kita akan belajar rasanya dibimbing. Program mentorship di tahap kupu-kupu ini memposisikan diri kita sebagai murid sekaligus menjadi seorang guru.
Mentor wajib memiliki mentee maksimal 2 orang. Sementara mentee hanya boleh memilih satu mentor. Jujurly, Saya belum terbayang akan seperti apa program mentorship ini berjalan. Tapi yang pasti Saya nggak akan tinggal diam. Saya ingin melesat menjadi kupu-kupu yang siap belajar terbang.
Well, inilah cerita Saya ketika bertemu dengan mentor dan para mentee.
Cerita Pertemuan Mentor
Membuat CV
Sebelum perjumpaan pertama dengan mentor dan mentee, Saya wajib membuat Curriculum Vitae (CV) yang berisi identitas diri, pengalaman, serta kemampuan atau keterampilan yang kita kuasai. Awalnya Saya nggak pede dan bingung harus menuliskan apa di CV Saya.
Tapi langsung gaskeun aja, nggak kebanyakan mikir Saya otw edit CV yang sudah pernah Saya buat beberapa bulan yang lalu.
Dengan bismillah, Saya memberanikan diri untuk share CV Saya di Facebook Group, album mentor bidang literasi. Saya cukup yakin dengan kapabilitas Saya dalam beberapa hal yang Saya tuliskan di CV tersebut. Berbekal beberapa pelatihan dan kelas intensif yang Saya jalani, serta extramiles yang Saya capai melalui latihan bertahun-tahun, Saya pun pasrah dengan hasilnya nanti. Apakah ada yang berminat meminang Saya menjadi mentor-nya?
Dengan bismillah, Saya memberanikan diri untuk share CV Saya di Facebook Group, album mentor bidang literasi. Saya cukup yakin dengan kapabilitas Saya dalam beberapa hal yang Saya tuliskan di CV tersebut. Berbekal beberapa pelatihan dan kelas intensif yang Saya jalani, serta extramiles yang Saya capai melalui latihan bertahun-tahun, Saya pun pasrah dengan hasilnya nanti. Apakah ada yang berminat meminang Saya menjadi mentor-nya?
Parade CV di FBG berlangsung selama seminggu. Banyak banget penjelajah hutan aka teman seperjuangan Saya di hutan kupu cekatan ini yang Masyaa Allah banget CV-nya. Saya scrolling habis semua album di FBG dan mengantongi beberapa nama untuk dijadikan calon mentor.
Sebetulnya ada beberapa tema besar yang menjadi kebutuhan Saya saat ini. Satu diantaranya secara nggak langsung bersisian dengan peta belajar, yaitu penerapan pola makan sehat dengan Food Combining (FC).
Disadari atau enggak, pola makan sehat bisa bikin badan lebih bugar dan sehat. Itu ngaruh banget ke jam produktif Saya dalam manajemen waktu. Kalau salah makan dikit aja, bisa ambyar jadwal aktifitas Saya.
Disadari atau enggak, pola makan sehat bisa bikin badan lebih bugar dan sehat. Itu ngaruh banget ke jam produktif Saya dalam manajemen waktu. Kalau salah makan dikit aja, bisa ambyar jadwal aktifitas Saya.
Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Begitu kata pepatah. Daripada Saya menanggung sesuatu yang sebenarnya bisa Saya cegah. Seperti cerita Saya pada jurnal kepompong beberapa waktu lalu.
Nah, sayangnya Saya belum berjodoh dengan mentor pertama yang personal branding-nya sebagai pegiat FC. Oke gapapa, Saya akan mencoba mencerna pelan-pelan pesan dari Allah ini.
Nah, sayangnya Saya belum berjodoh dengan mentor pertama yang personal branding-nya sebagai pegiat FC. Oke gapapa, Saya akan mencoba mencerna pelan-pelan pesan dari Allah ini.
Bagi Saya, semua hal itu nggak ada yang kebetulan. Selalu ada hikmah dibalik sebuah pertemuan. Termasuk pertemuan Saya dengan mentor Saya ini.
Jadi..ada drama dibalik gagalnya Saya berjodoh dengan mentor yang pertama. So, check it out!
Drama Dibalik Pertemuan
Jadi..waktu Saya buka form mentorship dan berhasil mengisi form tersebut, tiba-tiba WiFi rumah mati. Setengah hari Saya nggak bisa online.
Saya pasrah aja waktu itu.WiFi mati, urusan rumah dan anak nggak kelar-kelar. Sebenarnyaa Saya sempat menghubungi mentor via FB, tapi pesan doi baru sampe pas WiFi nyala.
Doi konfirm kalau cuma bisa menerima mentee lewat japri WA. Dan doi hanya memilih satu orang aja sebagai mentee-nya. Jadi Saya tertolak bosque.😅
Setelah hari pertama gagal mendapatkan mentor, Saya harus menunggu hari kedua tepatnya hari kamis pukul 16.00 teng. Saya sudah merencanakan untuk memilih satu mentor yang masuk daftar prioritas. Meskipun doi adalah teman satu regu, jujurly Saya belum begitu mengenal dekat orangnya. Begitu lihat CV-nya di album calon mentor, Saya langsung KLIK. Namanya Miss Meyyke.
Miss Meyyke adalah mentor nomor 2 prioritas dari 15 calon mentor pilihan Saya. Dari sekian banyaknya CV yang bertebaran di hutan kupu cekatan, Saya melihat kekuatan yang terpancar dari CV doi. Keliatan mana tulisan yang pakai personal touch. And she did it! Tulisan itu dibuat dengan penuh percaya diri oleh Miss Meyyke.
Miss Meyyke menulis di deskripsi grup bahwa doi adalah mentor bahasa inggris dan punya pasion di bidang kepenulisan.
Pada box deskripsi di bawah poster CV, doi menulis bisa berbagi tentang bagaimana mengajarkan Bahasa Inggris asyik untuk anak di rumah.
Pikiran Saya langsung tertuju pada Arza. Saya ingin membeli pengalaman Miss Meyyke agar tahu cara menyenangkan untuk mengajarkan bahasa pada anak. Akhir-akhir ini pikiran Saya agak terganggu karena di usia hampir 2,5 tahun Arza baru bisa mengucapkan 2 kata dengan makna. Belum sampai 3 kata dengan makna.
Akhirnya setelah mencoba berkontemplasi dan merenungkan pilihan, Saya jatuhkan pilihan Saya pada Miss Meyyke.
Satu hal yang Saya pelajari hari itu, mungkin ini 'pertanda' dari Allah supaya Saya mengutamakan kewajiban yang utama sebagai ibu.
Setelah hari pertama gagal mendapatkan mentor, Saya harus menunggu hari kedua tepatnya hari kamis pukul 16.00 teng. Saya sudah merencanakan untuk memilih satu mentor yang masuk daftar prioritas. Meskipun doi adalah teman satu regu, jujurly Saya belum begitu mengenal dekat orangnya. Begitu lihat CV-nya di album calon mentor, Saya langsung KLIK. Namanya Miss Meyyke.
Miss Meyyke adalah mentor nomor 2 prioritas dari 15 calon mentor pilihan Saya. Dari sekian banyaknya CV yang bertebaran di hutan kupu cekatan, Saya melihat kekuatan yang terpancar dari CV doi. Keliatan mana tulisan yang pakai personal touch. And she did it! Tulisan itu dibuat dengan penuh percaya diri oleh Miss Meyyke.
Miss Meyyke menulis di deskripsi grup bahwa doi adalah mentor bahasa inggris dan punya pasion di bidang kepenulisan.
Pada box deskripsi di bawah poster CV, doi menulis bisa berbagi tentang bagaimana mengajarkan Bahasa Inggris asyik untuk anak di rumah.
Pikiran Saya langsung tertuju pada Arza. Saya ingin membeli pengalaman Miss Meyyke agar tahu cara menyenangkan untuk mengajarkan bahasa pada anak. Akhir-akhir ini pikiran Saya agak terganggu karena di usia hampir 2,5 tahun Arza baru bisa mengucapkan 2 kata dengan makna. Belum sampai 3 kata dengan makna.
Akhirnya setelah mencoba berkontemplasi dan merenungkan pilihan, Saya jatuhkan pilihan Saya pada Miss Meyyke.
Satu hal yang Saya pelajari hari itu, mungkin ini 'pertanda' dari Allah supaya Saya mengutamakan kewajiban yang utama sebagai ibu.
Pinangan Diterima
Saya menyapa Miss Meyyke di chat WA. Nggak nunggu lama, chat Saya yang isinya curhatan diterima dengan baik oleh doi.
Kami saling berkenalan satu sama lain. Miss Meyyke bercerita tentang kerjaannya sebagai guru privat bahasa inggris dan grup asuhannya untuk mendampingi ibu-ibu belajar bahasa inggris.
Sebenarnya nggak cuma ibu-ibu tapi juga orang dewasa lain yang ingin meningkatkan kapasitasnya dalam berbahasa inggris.
Saya baru sempat menyampaikan gambaran besar mengenai kebutuhan Saya di program mentorship ini pada Miss Meyyke. Nggak muluk-muluk juga, intinya adalah menggali kemampuan berbahasa dengan cara yang baik dan menyenangkan untuk anak-anak.
Saya menyerahkan portofolio yang sudah Saya buat kepada Miss Meyyke. Banting stir banget memang memilih tema yang ada di luar peta belajar. Tapi Miss Meyyke tetap menerima Saya menjadi mentee. Wah luar biasa ya Sobi.
Setelah proses perkenalan selesai, kami membuat kesepakatan terkait jadwal mentorship ini (jam yang bisa leluasa untuk berinteraksi). Sepertinya masih jadi rahasia ya gimana kelanjutan untuk pekan depan. Yah~kita nantikan saja ceritanya.
Cerita Pertemuan Mentee
Seperti cerita Saya di atas, ada insiden WiFi di rumah mati. Sehingga mentee yang menghubungi Saya jadi dag-dig-dug nunggu jawaban Saya.Ada dua mentee yang menghubungi Saya lewat gform, yang pertama Mbak Isti dan yang kedua Mbak Eva.
Pertemuan dengan Mbak Isti
Sebetulnya Mbak Isti juga sempet toal-toel Saya sejak pertama kali Saya share CV di album calon mentor. Namun saat itu Saya bilang untuk menunggu proses meminang mentor sesuai dengan panduan dari Magika.Nah, saat hari H tiba, Mbak Isti mengisi form paling gercep. Doi langsung meminang Saya lewat messenger. Sebetulnya beliau sempat menghubungi Saya via WA. Tapi yang doi hubungi adalah nomor lama WA Saya.
Kita chit-chat lumayan lama di FB. Seru dan bersemangat banget orangnya. Meskipun usianya di atas Saya, adabnya sangat baik dalam meminang dan beliau menyerahkan portofolio belajarnya yang masyaa Allah. Kagum sama sosok yang nggak berhenti dan suka dengan belajar.
Bahkan doi sudah membuat list berisi poin-poin materi selama 7 pekan yang ingin doi pelajari. Wah Saya senang banget dan mendukung proses doi untuk lebih cekatan lagi dalam bidang yang sedang digelutinya.
Semoga kami bisa saling belajar dan bertumbuh bersama di hutan ini. Aamiin.
Pertemuan dengan Mbak Eva
Mbak Eva ini orangnya puitis banget. Saat meminang, doi sudah menyiapkan satu skrip khusus untuk dibaca oleh Saya. Wah nggak nyangka euy dapet mentee macem gini. WkwkPengalaman doi dalam menulis terbilang cukup lama dan saat ini doi sedang menekuni hal yang sama dengan Saya yaitu blogging. Awalnya Saya nggak cukup pede untuk menemani proses belajar Mbak Eva di hutan ini.
Tapi dengan keyakinan dan semangat berbagi, Saya terima pinangannya dengan senang hati. Doi juga nggak masalah sih meskipun kita sama-sama masih dalam proses merangkak di dunia blogging. Doi butuh temen curhat, Saya juga butuh upgrade ilmu tentang blogging jadi sama-sama belajar deh.😁
Setelah berkenalan dengan Mbak Eva lewat chit-chat di WA, Saya menemukan chemistry meskipun belum pernah denger suara bahkan lihat wajahnya. Hehe. Pemilihan diksinya dalam bertanya dan menjawab pertanyaan sangat apik dan membumi.
Setelah perkenalan, kami bersepakat untuk menentukan jadwal mentorship agar fokus ketika perlu untuk diskusi lebih lanjut perihal kebutuhan mentorship di hutan kupu cekatan ini.
Portofolio Belajar di Kelas BunCek
Ini adalah lembar portofolio ringkas dari perjalanan belajar Saya di kelas Bunda Cekatan. Portofolio ini Saya serahkan ke calon mentor (red: Miss Meyyke) sebagai bahan pertimbangan doi menerima mentee.Well, itulah cerita pertemuan Saya dengan 2 mentee dan 1 mentor di pekan pertama mentorship. Lumayan bikin deg-degan, menantang, dan banyak insightnya!
Post a Comment
Post a Comment