Ceritaku Hari Ini
Qodarallah, hari ini Saya belum jadi menulis artikel blog. Saya juga lumayan kelelahan karena 3 hari ini mengeluarkan tenaga ekstra untuk fokus mengurus Arza yang sakit.
Suprising moment-nya Pak Suami juga ikut-ikutan sakit. Masyaa Allah. Nikmat ramadan tahun ini benar-benar terasa. Terasa ujian keimanannya.
Saya memulai pagi dengan bangun sejak jam 02.30 WIB. Menyiapkan hidangan sahur sendiri dan makan sendiri. Pak Suami memilih untuk nggak berpuasa karena sejak kemarin isi perutnya terkuras habis dan mengalami demam tinggi.
Saya nggak fokus mikirin apapun selain Arza dan Pak Suami. Nyiapin kebutuhan mereka dan menghibur mereka yang sedang sakit.
Prioritas Saya adalah mereka berdua. Saya nggak ada ide buat menulis. Kalau pun ada mungkin curhatan di hari itu. Hehe
Masyaa Allah ya. Rencana Allah itu nggak bisa terprediksi. Saya agak legowo sebenarnya hari itu karena tidak terlalu memaksakan diri dan bisa menurunkan sedikit ekspektasi.
Rencananya setelah Arza agak baik kondisi kesehatannya, Saya mau kembali menulis. Tapi kenyataannya nggak seperti yang dibayangkan. Saya diberikan kesempatan emas untuk mencecap pahala kebaikan yang datangnya dari Pak Suami.
Masyaa Allah. Mau nangis Saya tuh karena tanggal 12 April alias keesokan harinya adalah hari lahirnya Pak Suami.😠Dalam kondisi seperti itu doi harus istirahat di rumah dan nggak bisa menikmati makanan yang disukainya "rujak asem". Padahal tiap tahun selalu minta dibuatin itu pas ulangtahunnya.
Doi dehidrasi parah karena terlalu sering BAB. Alhamdulillah bisa tertolong dengan banyak minum.
Qodarullah, sudah skenario Allah. Bisa jadi, ini rencana-Nya agar Saya dekat dengan ridho Pak Suami, yaitu lebih banyak memberikan perhatian saat doi sedang sakit. Memberikan kasih sayang dan melayaninya sepenuh hati saat sedang sakit.
Mau nangis berjamaah nggak Sobi? ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜Hikssssss
Saya gunakan hari itu untuk full service, spesial untuk Pak Suami dan Arza. Dua orang yang jadi support system terbaik Saya.
Masih need improvement untuk hari ini. Nggak apa-apa. Yang penting udah berani mengambil keputusan untuk memprioritaskan sesuatu yang lebih penting, yaitu keluarga.
Puasa Hari Pertama dan Kedua
Insight
Penuhi hak anggota keluarga, Berlaku adil kepada mereka. Termasuk dalam prioritas mengatur waktu. Kita nggak akan rugi. Karena mereka jugalah orang yang akan menolong kita di saat sedang susah.
Post a Comment
Post a Comment