Untuk menjadi cekatan dibutuhkan konsentrasi, kecepatan, kesabaran, konsisten dan komitmen yang tinggi. Dalam bayangan tampak sulit dicapai. Tapi dengan niat dan kesungguhan, nggak ada yang nggak mungkin untuk diraih.
Memasuki hari ke-14 tantangan 30 hari, serasa megap-megap. Mungkin ini yang dinamakan ujian kesabaran. Rasanya 30 hari itu berjalan sangat lambat. Menikmati hari demi hari untuk melatih diri agar lebih cekatan dalam manajemen waktu.
Perjalanan ini masih panjang. Saya perlu mencamkan bahwa kenikmatan tidak bisa diraih dengan kenikmatan. Kenikmatan hanya akan diraih dengan perjuangan.
Tapi apakah Saya sudah berjuang sepenuh jiwa raga untuk menjadi cekatan? Hmm. Tentu hanya Saya yang bisa menjawabnya.
Jadi, per tanggal 7 April 2022 ini Saya menjalani tantangan selama 14 hari. Wuih! Nggak sadar udah 14/30 Sobiii :")
Ngapain Aja Hari Ini?
Alhamdulillah hari ini Saya telat bangun sahur. Saya bangun jam 4 pagi dan imsaknya 20 menit kemudian. Lumayan ketar ketir tapi nggak sampe ketinggalan sahur. 5 suap sudah cukup untuk mengisi kantung lambung agar tetap kuat menjalani puasa. Masyaa Allah.
Benar adanya di waktu sahur itu ada keberkahan. Jangan sampe deh ketinggalan sahur. Meskipun hanya dengan sebutir kurma dan air putih.
Hari ini Arza ikut makan sahur. Doi bangun karena mungkin perutnya nggak enak. Kembung deh kayaknya. Sebelum sempat menyantap sahur, Saya mengoleskan minyak telon ke sekujur tubuhnya.
Hmm.. Saya sempat kesal dengan diri sendiri. Kenapa bisa telat bangun padahal tidurnya nggak kemaleman. Qadarullah, semua terjadi atas izin Allah. Mungkin ini yang dinamakan efek samping dari futur.
Distraksi
Saya cukup terdistraksi karena dari pagi sampai siang Saya berkutat dengan gadget. Wuaaaa. Mestinya nggak lama-lama mantengin. Kayaknya memang perlu puasa scrolling pekan depan.
Beberapa amanah mengharuskan Saya untuk buka Whatsapp Group. Tapi nggak perlu intens juga sampai menyita waktu mengerjakan hal yang prioritas. Contohnya adalah Saya melewatkan waktu setelah salat dzuhur yang sebenarnya bisa dipakai untuk ibadah sunnah.
Untuk 2 pekan kedepan agak menantang, sebab Saya sedang menjalankan proyek ummat yang bisa dibilang intensitas online-nya lebih banyak. Semoga Allah memampukan Saya. Aamiin.
Kualitas Taqwa
Saya menyadari bahwa hari ini Saya futur. Kualitas ketaqwaan Saya menurun. Komunikasi dengan suami juga banyak misleading-nya. Pun dengan anak, Saya jadi tidak sabaran. Cepet metutu (manyun). Padahal doi sedang tidak enak badan. Ya Allah, maafkan hamba.😓
Target menulis juga nggak terlaksana karena kurangnya ruhiyah yang baik. Mungkin terlalu overthinking dibanding aksi nyatanya.
Sama seperti kemarin, Saya banyak melalaikan hak Allah. Saya sedang ditegur olehNya. Masyaa Allah. Orang beriman itu nggak akan dibiarkan mengatakan kalau dia sudah beriman sebelum diuji.
Saya merasa lebih sensitif dengan beberapa omongan atau celaan orang lain. Ini juga mempengaruhi sisi psikologis Saya. Trigger-nya intens tapi kedekatan dengan Allah berkurang. Jadilah futur.
Kita memang nggak bisa mengandalkan diri sendiri. Karena Allah maha membolak-balikan hati. Selalu minta pertolongan Allah dalam segala kondisi. Yassarallah ðŸ˜
Syukurku Hari Ini
Meskipun begitu, ada dua hal yang Saya syukuri hari ini. Pertama, Saya menyadari bahwa Saya sedang tidak baik-baik saja. Lebih emosional dari biasanya dan kurang mendekatkan diri pada Allah. Jadi implikasi kepada aktivitas sehari-hari sangat terasa.
Yang kedua, Saya bersyukur diberikan nikmat Allah untuk bisa lebih jujur pada diri sendiri. Saya menangis untuk mengalirkan emosi negatif. Nggak denial lagi. Nggak ngerasa sok kuat lagi. Saya memang butuh pertolongan Allah menghadapi pergumulan hati beberapa hari ini.
Di samping itu, Saya bersyukur sebab ada anak dan suami yang menjadi penyejuk hati Saya. Jazakillah khayr Pak Suami dan Arza.💗
Insight
Beberapa catatan penting hari ini:
- STW (Salat Tepat Waktu) adalah keutamaan. Termasuk jeda dari urusan duniawi. Salat tidak akan menyita waktu karena ia adalah penyempurna waktu. Kalau kita rutinkan STW, maka kita akan segera mendapat pertolongan Allah karena kita memenuhi hak Allah untuk beribadah padaNya.
- Pengendalian hawa nafsu selama di buan ramadan termasuk mengendalikan mata, tangan, dan telinga. Jadi kalau kita dengan sengaja scrolling hal-hal yang unfaedah hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita, harus diperkuat lagi tsaqofah-nya tentang puasa. Sudah benarkah puasa kita?
- Distraksi itu sengaja kita hadirkan, jadi sering latih diri untuk khusyuk dalam mengerjakan setiap hal dengan single tasking. Jangan ikuti monkey mind kita. Fasilitasi dengan menuliskan note agar bisa dikerjakan nanti.
Semoga besok bisa lebih maksimal mengerjakan seluruh agenda yang prioritas dan hal-hal lain yang mendukung produktifitas.
Post a Comment
Post a Comment