"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." - (
Panen Pahala di Bulan Ramadan
Untuk memanen banyak pahala ramadan, kita perlu menyiapkan strategi. Apalagi seorang wanita memiliki kodrat untuk haid dan nifas, tentu ada larangan untuk mengerjakan ibadah wajib seperti puasa dan salat.
Hampir setiap tahun, Ustaz Nuzul kedapatan banyak pertanyaan tentang keresahan para wanita tentang bagaimana memaksimalkan ibadahnya ketika sedang datang bulan. Banyak wanita yang sedih bahkan terpukul ketika datang periode haidnya.
Yang perlu kita sadari bahwa masalah ini adalah ketetapan Allah. Takdir yang Allah
sematkan kepada wanita. Hawa dan putri keturunan Nabi Adam (kita).
Haid dan nifas bagi wanita adalah bentuk ujian Allah. Agar Allah tahu seberapa besar keimanan dan ketakwaan mereka. Jangan sampai salah menangkap pesan. Dibalik ujian itu ada keutamaan dan berkah bagi siapapun yang sabar. Dalam ujianlah seseorang akan terangkat atau terjatuh.
Untuk menyiasati agar amalan ibadah puasa ramadan kita tetap maksimal, maka yang perlu dilakukan atau dicamkan oleh para wanita adalah:
- Mengamalkan amalan hati
- Haid adalah ujian sekaligus ibadah
- Mengerjakan amalan lain (amal salih)
Mengamalkan Amalan Hati
Yang seringkali membuat wanita sedih bahkan terpuruk adalah ketika memandang haid itu sebagai kendala untuk solat, puasa, dan membaca Alquran. Yang demikian itu merupakan amalan dzohir. Kalau kita melihat dari sisi amalan hati, maka haid tidak
pernah menjadi penghalang amalan-amalan hati.
Haid tidak menjadi penghalang keikhlasan,
kesabaran, ridhonya seorang wanita, menyerahnya seorang wanita pada Rabbnya.
Haid tidak menjadi penghalang rasa bersyukurnya wanita kepada Allah. Oleh
karena itu kita perlu mengedepankan amalan hati. Dengan amalan hati, wanita bisa memanen
pahala besar ketika haid.
Sabar dalam menjalani kodrat sebagai wanita yang
sedang haid dalam bulan ramadan adalah contoh amalan hati. Ketika kita sabar menjalani haid di 10 malam terakhir ramadan, maka kita akan mendapat pahala unlimited di saat itu. Pahala yang nggak ada batasnya dari Allah. Kenapa
begitu?
Hal itu dijelaskan dalam Surah Az Zumar ayat 10,
bahwa orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala dari kesabarannya tanpa
ada batas.
Sebagai wanita yang sedang haid, wajar bila kita sedih karena merasa tidak akan maksimal menjalankan ibadah. Namun sedihnya jangan kebanyakan alias sewajarnya saja. Sedihnya adalah alasan untuk bangkit.
Kita bisa meneledani kisah masa lalu, yaitu kisah sahabat yang sedih karena tidak bisa ikut ke Perang Tabuq.
Waktu itu Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam berwasilah, "Tidaklah kalian melewati setiap jalan dalam perjalanan ini dan
tidaklah kalian melewati sebuah lembah. Kecuali mereka yang di Madinah
mendapatkan pahala kalian," Mereka yang ada di Madinah tidak bisa ikut karena
kendala (uzur syari).
Sebagaimana dijelaskan juga pada Alquran surah At-taubah ayat 92, bahwa sebagian sahabat tidak bisa ikut ke Tabuq. Mereka pulang dalam kondisi air mata menetes karena sedih tidak bisa ikut berpartisipasi. Mereka terkendala masalah harta.
Maka ketika wanita mengamalkan amalan hati, nggak apa-apa sedih tapi sedih yang
positif. Sedihnya kita bisa terhitung pahala karena itu spontanitas tidak bisa mengerjakan ibadah seperti puasa dan solat. Dengan kesedihan itu, kita
mendapatkan pahala orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Masyaa Allah!😢
Amalkan ini di semua masalah, bukan hanya soal sabar. Tetapi sedihnya kita juga termasuk pahala. Khusnudzonnya kita pun termasuk pahala. Kurang baik apa coba Allah sama wanita. Tabarakallah.
Haid itu Ujian sekaligus Ibadah
Yang perlu kita camkan adalah ibadah itu bukan hanya sekedar menjalankan perintahNya, tetapi juga meninggalkan laranganNya.
Allah berfirman dalam surah Adz-zariat ayat 56.
"Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu?"- (Adz-zariat:56)
Makna
ibadah itu ada dua yaitu ada anjuran dan ada larangan. Dalam konteks ini, meninggalkan apa yang Allah larang ketika sedang haid merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah.
Ketika kita sedang haid atau nifas, ada larangan untuk salat, puasa, dan amalan lain seperti menyentuh mushaf. Kita wajib taat sebagai bagian dari ibadah.
Dengan begitu, kita sama saja mengamalkan kandungan surah Adz-zariat ayat 56. Kita berusaha untuk menjalankan ibadah dengan menaati aturanNya.
Kita akan mendapatkan pahala ibadah dari hal itu. Karena ibadah bukan cuma salat atau puasa. Tapi juga menjalankan larangan yaitu meninggalkan salat karena haid dan nifas.
Solusinya agar ibadah kita maksimal meskipun sedang haid selama bulan ramadan, segera rutinkan suatu amalan yang tidak bisa dikerjakan ketika haid dan nifas.
Contohnya, kita memprediksikan akan haid 10 hari terakhir atau di pertengahan ramadan. Maka dari awal ramadan kita rutinkan (jadwalkan) solat tepat waktu.
Jaga waktu salat untuk mendapatkan keutamaan pahalanya. Selain itu itu kita bisa mengerjakan salat sunnah seperti salat duha, rawatib, salat sunnah wudu, salat qiyamul lail, salat witir dan taraweh, salat sunah mutlak, serta salat-salat lainnya.
Bisa juga dengan menjaga puasa kita secara maksimal dengan menjaga lisan, pendengaran, penglihatan, serta aktifitas yang dapat mengurangi pahala puasa ramadan kita.
Side effect-nya, ketika tiba waktunya haid, kita akan mendapatkan aliran pahala dari amalan yang kita rutinkan tersebut.
Hal ini sejalan dengan hadits yang menyebutkan apabila seorang hamba sedang safar (bepergian) atau sakit, maka dia
akan mendapatkan amal pahala seperti yang biasa dia kerjakan saat sedang mukim
dan sedang sehat.
Seorang yang safar dan sakit mendaparkan keringanan untuk tidak berpuasa ramadan karena ini bentuk kasih sayang Allah. Selama ia mengambil keringanan untuk itu, ia akan mendapat pahala seperti amalan yang rutin ia kerjakan ketika sedang mukim dan sedang sehat.
Jadi, kalau mau hitung-hitungan kita sama sekali nggak rugi ketika haid. Dengan memperbanyak solat sunnah dan menjaga kekhusyukan dalam setiap salat kita. Maka ketika periode haid tiba, kita akan mendapatkan semua pahala tersebut.
Kerjakan Amalan lain
Kerjakan amalan-amalan lain seperti berdzikir dan membaca alquran (terdapat khilaf ulama soal ini). Baiknya menghindari menyentuh mushaf secara langsung.
Solusinya kita bisa pakai gadget karena itu bukan mushaf. Atau kita bisa baca surah-surah Alquran di dalam buku tafsir.
Amalan lain yang bisa kita kerjakan yaitu sedekah.
Kita bisa bersedekah dengan memberikan makanan pada orang yang
berpuasa. Memberi makan orang yang berpuasa sama saja kita mendapatkan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu. Sedekah untuk lebih dari satu orang jauh lebih baik.
Nah.. Jadi itulah 3 cara supaya kita bisa panen pahala Ramadan ketika sedang haid. Apakah Sobi sudah cukup tercerahkan dan nggak jadi sedih dengan kasih sayang Allah ini? Semoga habis ini no galau-galau club lagi yaa kalau tiba masa haid.
Post a Comment
Post a Comment