Hai Sobi! Kali ini Saya bakalan sharing tentang kegiatan bermain bersama anak Saya (Arza, 2 tahun). Sebenarnya ini pertama kalinya Saya sharing tentang ide main. Semoga kedepannya bisa sering sharing yaa.
Jadi, aktivitas yang hari ini kami lakukan adalah bermain bookish play. Ternyata setelah mencoba sekali jadi ketagihan hoho. Nah, Saya sebagai orangtua juga jadi belajar untuk menyiapkan aktivitas menyenangkan bersumber pada buku bacaan.
Sebenarnya buku bacaan Arza belum begitu banyak. Kebanyakan baca buku digital yang gratisan dari Let's Read, Ipusnas, dan literatur digital lain. Hehe Kudu nipisin kantong belanja dulu buat nabung beli buku.
Oke. Balik ke topik yaa. Sebelumnya Sobi udah tahu atau kenal dengan istilah bookish play?
Berdasarkan beberapa referensi yang Saya baca, bookish play itu aktivitas yang dilakukan untuk memvisualisasikan isi buku. Objek yang divisualisasikan bisa dalam bentuk tokoh, ide dan gagasan, serta alur cerita pada buku.
Aktivitas bookish play juga ternyata banyak banget manfaatnya. Salah satunya untuk meningkatkan kemampuan literasi anak usia dini.
Saya pernah baca kalau sinaps di otak manusia itu bisa saling terhubung seiring meningkatnya informasi yang kita terima. Dengan meningkatnya keterpaparan kita terhadap suatu sumber bacaan, maka sinaps di otak akan saling nyetrum (nyambung). Sehingga mampu menghasilkan informasi baru yang dirangkum dari berbagai sumber (yang kredibel tentunya).
Hal inilah yang akan mempercepat pemahaman kita terkait isi bacaan dan kita dapat dengan mudah mengambil hikmah yang tersirat pada sebuah buku bacaan.
Karena intisari dari Bookish Play adalah memvisualkan isi buku, maka ini bisa jadi sarana atau metode yang menarik untuk menambah pemahaman literasi anak-anak usia dini. Melalui permainan yang menyenangkan, anak akan lebih antusias dan mudah memahami isi buku.
Melalui bookish play, mereka juga bisa mengkritisi tokoh, karakter, isi/konten, bahkan ide dari suatu buku bacaan.
Berpikir kritis merupakan high order thinking skill yang sangat dibutuhkan di era seperti sekarang. Sebab enggak tahu ya 10 sampai 20 tahun mendatang, mereka (generasi 2020an) akan menghadapi ancaman cyber macam apa lagi. Wong generasi kita aja udah dibombardir berita HOAX dan cyber-bullying. Perlu skill yang selalu diasah dengan matang agar terbentuk karakter diri yang kuat di masa depan.
Berdasarkan tahap perkembangan anak, Arza masuk dalam tahap pra-baca yaitu usia 0-6 tahun. Tujuan dikenalkan dengan buku dan aktivitas bookish play sebetulnya lebih kearah supaya doi bisa enganged dengan buku dan suka ativitas membaca buku.
Nah setelah tahap pra-baca yaitu >6 tahun, boleh deh tuh naikin standar lagi terkait tujuan bookish play-nya.
Tentu ini menggoda sekali bukan untuk menstimulasi kemampuan literasi anak-anak sejak dini? Tenang. Habis ini kita bakalan seseruan membuat Bookish Play (BP) .
Bookish Play Nabi Muhammad
Ide main ini bersumber dari kegiatan Ramadan Ceria bersama Komunitas Ibu Profesional Semarang. Kebetulan eike jadi kontributor pembuatan modul aktivitasnya. Hehe
Seneng banget waktu ada permintaan 'tolong' dari Mbak Ari untuk eksekusi ide main ini untuk ditulis di modul BP.
Langsung gas karena bahan-bahannya udah ada semua di rumah.
Oiyaa..sebelumnya mau disclaimer. Sebelum mulai BP, kita wajib bacain kisah dari buku yang akan kita visualisasikan.
Saya membacakan buku tentang laba-laba penyelamat Nabi Muhammad di gua Tsur. Cerita ini tentu sangat familiar yaa kalau sering baca siroh Nabi Muhammad.
Sobi bisa cari bukunya di market place atau pinjem di perpusda. Paling gampang dan murah sih cari di literatur digital yaa. Hehe
Jadi, tema ceritanya itu tentang laba-laba yang diperintahkan Allah untuk menyelamatkan Nabi Muhammad dan Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh nabi.
Laba-laba membuat sarang di mulut gua agar orang-orang kafir Quraisy beranggapan bahwa tidak ada satu pun manusia yang bersembunyi di dalam gua itu. Sebab mustahil ada yang bisa menerobos mulut gua yang penuh dengan sarang laba-laba.
Singkat cerita Nabi Muhammad dan Abu Bakar selamat dari ancaman tersebut. Qodarullah..semua terjadi atas kehendak dan pertolongan dari Allah.
Nah, setelah membacakan buku, sudah terpikir dong kita mau buat apa? Yup betul banget... Kita mau buat figurin laba-laba. Dengan bahan yang mudah ditemukan dan tersedia di rumah, kita bisa eksekusi langsung nih. Yuk, siapkan dulu alat dan bahannya! Ada apa aja?
Alat dan Bahan
Alat:
- gunting
- lem/perekat
Bahan:
- benang wol/tali kasur/rafia
- sedotan
- 15 buah stik es krim berwarna (bisa stik eskrim polos dan di warnai dengan cat air/crayon) untuk membuat satu ekor laba-laba
- aksesoris untuk bagian mata dan mulut
Langkah Pembuatan
Terus gimana langkah selanjutnya? Yuk ikutin step by stepnya.
- Siapkan 4 stik es krim. Bentuk pola seperti pada gambar nomor 1
- Kemudian rekatkan dengan satu buah stik eskrim dengan posisi seperti gambar nomor 2
- Lakukan hal yang sama untuk sisi lainnya dan atur posisi seperti gambar nomor 3
- Ambil 5 stik es krim dan rekatkan pada kedua sisi
- Setelah lem merekat pada kedua sisi, balik posisi dan tempelkan 2 buah sedotan
- Masukkan tali pada kedua lubang sedotan dan ikat dengan simpul
- Hias bagian depan dengan mata dan mulut
- Mainkan dengan menarik bagian bawah simpul agar laba-laba bergerak ke atas.
Post a Comment
Post a Comment