Konten [Tampil]
Alhamdulillah memasuki pekan ke-8 tahap ulat ini Saya akan bercerita tentang pertemuan dengan My Buddy dalam Buddy Sistem yang ada di hutan kupu cekatan.
Sebenarnya di pekan ini tuh kita ngapain sih? Jadi kita akan dipasangkan dengan satu orang untuk dijadikan teman perjalanan. Nah uniknya nggak ada syarat apapun. Kita memilih pasangan yang klik atau sreg di hati.
Mengingat perjalanan di hutan ini masih panjaaaaang. So, memilih satu orang itu lumayan berat untuk Saya pribadi. Saya sempat galau di awal. Mau maju duluan atau nunggu dilamar orang. Hmm.. kemudian Saya japrian sama Mbak Rossanti (ceritanya mau konsul gimana cara doi memantapkan hati memilih buddy-nya). Doi malah udah nembak orang duluan lho. Kurang agresif gimana coba?haha.
Mbak Santi hanya berpesan, "Sederhanakan ekspektasi. Pilih yang komitmen dan jujur dalam berproses," aihmaaar..langsung mak dredeg Saya dapet wejangan dari doi. Jujurly, Mbak Rossanti atau yang biasa Saya sapa Mbak Santi ini adalah ketua regu saat berada di kelas Bunda Sayang. Waktu itu doi yang membersamai regu kami sampai semuanya lulus di kelas Bunda Sayang.
Related: Refleksi di Danau Cermin
Perkenalan dengan My Buddy
Saya pakai cara Mbak Santi untuk meminang "si buddy". Sebenarnya Saya sudah punya beberapa pilihan yang klik di hati. Kemudian Saya mengkalibrasi dan meyakinkan hati untuk meminang satu orang ini. Siapakah dia? hehe.
Dia adalah Mbak Fitri Yani Sari dari IP Bandung. Yap! Ada yang kenal nggak nih? Yang belum kenal, sini Saya bisikin.
Doi merupakan orang yang menghubungi Saya pertama kali ketika berada di camping ground. Waktu itu Mbak Fitri nge-chat lewat FB dan kemudian perkenalan berlanjut di Whatsapp.
Kami lumayan intens bercakap-cakap lewat chit-chat Whatsapp. Ketika Saya sedang bingung untuk mencari toko yang menjual makanan organik di Bandung, Mbak Fitri memberikan informasi toko langganannya. Untuk Saya yang mager belanja online, rekomendasi ini cukup bermanfaat karena Saya nggak perlu scrolling lagi di market place. Alhamdulillah doi ngasih rekomen tempat yang amanah dan harganya terjangkau.
Jadi konteksnya Saya mau beli hadiah untuk Mbak Kirani Anjasmara yang tempo hari sharing pengalaman di hajatan keluarga manajemen waktu dan gadget ibu produktif. Karena waktunya mepet sama penutupan grup (sementara Saya kudu laporan dulu kalau hadiah tersebut sudah sampai kepada yang berhak), Saya nanya deh ke Mbak Fitri. Begitu Sobi ceritanya. Maaf ya jadi belibet hehe.
Related: Tahap Ulat Bunda Cekatan
Singkat cerita, pas masuk ke pekan ke-6 yaitu memberikan hadiah istimewa untuk teman sesama ulat, Saya memilih Mbak Fitri deh. Dari situ perkenalan kami semakin intens. Mbak Fitri memberikan Saya hadiah berupa podcast materi tentang Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa Menurut Ulama Shalafussalih). Itu semakin menguatkan pondasi untuk peta belajar Saya. Masyaa Allah. Senang banget Saya tuh.
Akhirnya di pekan ke-8 ini Saya memberanikan diri untuk melamarnya lebih dulu untuk menjadi "my buddy". Saya sudah Pede duluan tuh bakalan diterima.Pas nanya ke doi udah punya buddy atau belum. Doi bilang belum punya. Yuhuuu..keagresifan Saya semakin membuncah dan Saya tidak ingin kehilangan momen. Langsung Saya tembaklah doi. Alhamdulillah doi menerima lamaran Saya.
Nah, kemudian Saya dan Mbak Fitri janjian untuk ngobrol alias OTP-an. Kalau anak-anak jaman sekarang bilangnya 'on the phone-an' lewat Whatsapp. Doi bisa bebas dihubungi saat malam hari, ketika anak-anaknya tidur.
Dari ngobrol ngalor ngidul itu, Saya merasa nyaman karena banyak hal yang bisa dibahas bareng doi. Kayak nggak ada habisnya. Masyaa Allah. Saya juga dapat insight yang menarik dari kehidupannya.
Obrolan yang terbuka dan jujur dengan doi bikin Saya nggak takut untuk mengungkapkan gagasan atau sekedar melempar curhatan ala emak-emak muda. Semua direspon dengan sangat baik.
Pas lagi asyik ngobrol, ternyata ada sebuah benang merah yang sama-sama kami dapatkan. Peta belajar kami memang berbeda apalagi dari goals-nya. Tapi ada satu hal yang kami temui bahwa mengenal diri (self awareness) itu perlu digali lebih dulu. Kemudian agar kita lebih mudah menjalankan suatu habit atau kebiasaan, maka kita perlu menyucikan hati lebih dulu. Jadi perkara hati dan konsep diri harus dibangun dengan kokoh agar semua sistem dalam kehidupan kita berjalan lancar.
Manajemen waktu dan manajemen emosi itu seperti kakak beradik. Kita perlu manajemen emosi saat mengatur fokus (mindful) dan menyederhanakan ekspektasi ketika rencana kita tidak berjalan sesuai jadwal yang dibuat. Manajemen waktu juga diperlukan untuk menyesuaikan ritme tubuh agar kondisi emosional kita stabil.
Masyaa Allah. Di luar obrolan tentang peta belajar, kami juga membahas kondisi terkini dari masing-masing. Mbak Fitri sedang asyik belajar di Dapur Ibu Bersama. Sebuah program baru dari Ibu Profeisonal untuk memberdayakan ibu-ibu dalam bidang kuliner. Wah dengerin ceritanya seru banget, sampe Saya flashback ketika ikut Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM 5 Bidang) dari Dikti.
Bekal Untuk Buddy
Selasa malam Mbak Fitri nanya ke Saya, mau bekal apa? Saya jawab P3K dalam mengendalikan emosi. Jujurly, ini masih jadi PR buat Saya secara pribadi. Mungkin karena overwhelmed dengan banyaknya aktivitas dan kebutuhan tangki cintanya kering, bakalan gampang jadi momster.
Kalau Saya menyiapkan bekal berupa 5 packs berupa 3 video dan 2 e-book. Kelima bekal ini Saya siapkan berdasarkan aliran rasa yang disampaikan oleh Mbak Fitri. Untuk isinya Insyaa Allah sudah dikekep sama yang bersangkutan, jadi nggak akan Saya post di sini ya. Biarlah menjadi rahasia antara diri Saya dan si Budi. Hehe maksudnya My Buddy. 😋
Semoga dengan begitu, kami bisa saling mengingatkan, saling memberi semangat, dan masing-masing bisa menjadi tempat mengalirkan rasa ternyaman ketika melewati tantangan demi tantangan yang ada di dalam hutan kupu cekatan.
Harapannya Saya bisa menjadi partner perjalanan yang menyenangkan, meskipun Saya menyadari masih banyak kekurangan di sana-sini. Semoga kami bisa saling melengkapi.
Jazakillah khayr My Buddy atas kesempatannya untuk berkenalan lebih dekat 😊
Semoga bisa lulus di kelas Bunda Cekatan ini dengan bahagia. Aamiin
Wah seru juga bacanya. Alhamdulillah ya biidznillah dengan budi-budian ini kkta bisa lebih mengenal dekat satu sama lain. Sharing ini itu. Semoga bisa saling support dan semangat dalam kebaikan ya dek. Karena teman yang baik bukan teman yang harus selalu ada untum kita tapi teman yang baik adalah yang selalu mengingatkan kebaikan
ReplyDelete