Rantau Bertuah | Perjalanan Tauhid Pasangan Reza-Silvi di Negeri Kiwi
Halo Sobi! Assalamu'alaikum 😄
Kali ini Aku mau kulik sebuah buku yang berjudul Rantau Bertuah yang ditulis oleh seorang Ibu kelahiran 1963 yang sudah malang melintang selama lebih dari 25 tahun di dunia pertelevisian, radio, film dan periklanan sebagai seorang penulis, jurnalis, broadcaster dan script writer.
Yap, beliau adalah Tatty Elmir. Aku biasa memanggilnya Bunda Tatty.
Buku-bukunya yang sudah terbit yaitu Keydo, Happy Lucky Traveler, Tenun Berkisah, The Hidden Forest, Never Ending Hijrah, Melawan Arus dan masih banyak lagi.
Selain itu Bunda Tatty merupakan founder dari Forum Kepemudaan yaitu Forum Indonesia Muda, yang berdiri sejak 16 tahun dengan melahirkan 26 angkatan dan 2.927 alumni dari berbagai latar belakang keilmuan, organisasi dan profesi yang memiliki kontribusi nyata untuk Indonesia. Mulai dari content creator, start-up-er, pegiat komunitas, public servant, volunteer kemanusiaan dan bencana alam, penulis, politisi, pemimpin organisasi kepemudaan dan sebagainya.
Bersama kawan-kawan seangkatannya termasuk Ibu Elly Risman menginisiasi ASA Indonesia (Aliansi Selamatkan Anak Indonesia).
Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita ulik buku terbarunya ini.
Judul : Rantau Bertuah
Penulis : Tatty Elmir
Penerbit : Yayasan Ayo Membaca Indonesia (AMIND)
Jumlah Halaman : 376
Foto Full Colors
Apa yang membuatku memutuskan untuk membaca buku ini ?
Hal yang membuatku memutuskan untuk membaca buku yang berjudul Rantau Bertuah karya Bunda Tatty Elmir ini adalah karena setelah membaca karya bunda yang sebelumnya yaitu Never Ending Hijrah. Yang juga mengulik tentang perjalanan keluarga Pak Reza Abdul Jabbar dan Bu Silvia Pamudji yang hijrah dari usia belia sampai menikah dan memiliki 5orang anak, Aku jadi punya gambaran tentang makna hijrah dalam perjalanan mengarungi pernikahan dan pengasuhan yang berlandaskan tauhid di tanah rantau.
Di tengah pandemi, buku Rantau Bertuah ini lahir dan seperti menjawab keresahan setiap keluarga termasuk keluarga muda sepertiku yang butuh role model keluarga teladan serta suntikan semangat atau ghirah agar selalu mengingat Allah dalam setiap medan juang dan dimanapun bumi dipijak.
Apa yang Aku rasakan setelah membaca buku ini ?
Keresahan yang mengakar semenjak banyaknya isu perceraian, pernikahan usia dini dan maraknya isu anak 'yatim piatu' berjamaah di era saat ini karena ketiadaan peran orang tua membuatku termenung dan pas tahu buku ini muncul, Aku merasa tertarik karena relate banget dengan keadaan saat ini.
Kemudian ketika menyelami buku ini, Aku jadi tahu bahwa bunda Tatty ditemani sahabatnya riset secara langsung dan mengunjungi kediaman Pak Reza dan Bu Silvi di Mokotua, New Zealand. Tempat paling selatan di bumi ini serta mengikuti seluruh jejak aktivitas yang ada di keluarga Abdul Jabbar tersebut.
Aku merasa seperti hadir di dalam buku itu untuk mengikuti lika-liku perjalanan keluarga mereka yang sarat akan makna dan hikmah.
Di buku Rantau Bertuah ini kita seperti diajak berkontemplasi bahwa kita bukanlah apa-apa tanpa kuasa Allah. Manusia boleh berencana dan berikhtiar, tapi hanya Allah yang berkuasa untuk menentukan hasilnya.
Bab demi bab di buku ini menjelaskan medan juang yang tidak mudah yang dilalui keluarga Pak Reza. Semenjak keluar dari Indonesia dan menetap di ujung dunia ini, kemudian mengurus bisnis yang dari tahun 2002 mereka hanya memiliki 320 anak sapi dan 70 induk sapi lalu menitipkannya ke peternak yang kekurangan livestock. Mulai dari tak punya tanah sejengkal pun di rantauan hingga kini menjadi tuan tanah di sana.
Melalui cerita kesehariannya di buku ini, akan menjelaskan kepada kita semua bahwa tidak ada yang instan untuk menjadi insan terbaik yang diinginkan oleh Allah.
Pak Reza seorang kepala keluarga yang memiliki banyak peran sebagai petani, peternak, investor, perawat alam, tukang memandikan jenazah, penunggang moge, orangtua, pendidik, hingga imam besar di masjid Invercargill dan da'i yang melayani umat, tidak bisa seorang diri membangun farm-nya tanpa peran penting sang istri. Tidak bisa membangun mesjid pertama di ujung selatan dunia ini tanpa peran penting saudara sesama muslim di sana, Tidak bisa membangun 5 dairy farm berskala besar di New Zealand tanpa peran mentor serta para pekerja magang di farm-nya.
Dari buku ini, kita diajak untuk berpikir tentang konsep tauhid yang dibangun dalam keluarganya. Dimulai dari peran pengasuhan orangtua, terutama Ibu. Pak Reza adalah orang yang sangat menghormati sosok perempuan termasuk ibu dan istrinya.
Pak Reza yang kala itu masih berusia belasan merantau dari kota Pontianak ke Singapura seorang diri. Berbekal ilmu dari orangtuanya untuk belajar hidup mandiri dan bekerja keras. Ia juga dipacu untuk selalu kukuh memperjuangkan keinginan dan memegang prinsip-prinsip Islam.
Kita juga diajak untuk menyelami makna hijrah. Hijrah dimaknainya untuk mencari kesempatan lebih baik. Dan lebih baik ini bukan dari segi dunia saja, tapi juga baik dari segi akhirat dan tidak boleh hancur lebur secara akidah. Pak Reza dan Bu Silvi mengajarkan pada anak-anak mereka bertauhid sampai mati.
Di buku ini pun dijelaskan bahwa mereka selalu melibatkan anak-anak dalam aktivitas di komunitas muslim yang dibangunnya bersama saudara-saudara muslim di kota Invercargill, Mataura, Dunedin, Christchurch, dan kota lainnya. Pak Reza dan Bu Silvi mencoba untuk berlatih mengamalkan tiga prinsip hidup dalam ajaran Islam yaitu Iman, Hijrah dan Jihad.
"Hai orang-orang yang beriman dan berhijrah, serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (Surah At-taubah:20)
Bagian paling menarik adalah ketika membaca pertemuan awal Pak Reza dan Bu Silvi. Aku percaya bahwa jodoh terbaik akan bertemu di waktu, kesempatan dan tempat terbaik. Begitu membaca bagian bab ini, Aku terkekeh-kekeh dan senantiasa tersenyum sebab terkesan dengan perjuangan Pak Reza dalam memenangkan hati Bu Silvi yang kala itu adalah incaran setiap lelaki hehe.
Selain itu Aku juga suka bab yang menceritakan kisah Bu Silvi yang tangguh. Meskipun memiliki 5 anak, mengurus rumah tangga, membantu tugas suaminya di farm, dan masih semangat untuk menuntut ilmu lagi di universitas, Bu Silvi tidak manja dan bergantung pada suaminya. Semua pekerjaan yang keliatan "macho" tetap dilakoninya.
Pada intinya setelah membaca buku Rantau Bertuah karya Bunda Tatty Elmir ini, secara pribadi Aku menemukan beberapa penilaian subjektif tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki buku ini.
Kelebihan dari buku Rantau Bertuah menurutku, sarat insight tentang pemaknaan hijrah itu sendiri sebagai nafas dari buku ini. Hal ini sangat ditekankan sehingga kita tidak akan berhenti membaca karena selalu ada keterkaitan antara satu bab dan bab lainnya. Kisah perjalanan mereka sebagai pasangan yang merantau dan sukses di negeri orang ini diracik dengan bahasa ringan dan memiliki story telling yang kuat untuk orang yang pertama kali membaca.
Namun kekurangannya, tidak semua kata di buku ini familiar di telinga orang Indonesia. Karena terdapat beberapa padanan kata atau istilah berbahasa inggris yang harus dicari dulu maknanya. Overall, ini recommended banget buat para orang tua, khususnya yang baru memulai peran sebagai orang tua dan calon orang tua.
Sebelum menutup postingan ini Aku mau bilang kalo buku Rantau Bertuah juga menekankan tentang pentingnya menjaga iffah (kesucian diri) demi tegaknya izzah (kemuliaan) bangsa dan agama. Penegakkan izzah dan menjaga iffah dalam lingkup pribadi, menurut Pak Reza adalah cikal bakal tegaknya izzah dan iffah negara karena keluarga adalah basis masyarakat.
Alhamdulillah..review ini memang dibuat ringkas dan singkat yaa biar sobi-sobi sekalian merasakan pengalaman membaca secara langsung di bukunya hehe. Jangan lupa beli bukunya di re-seller terdekat yaa soalnya memang dibuat terbatas pada awal peluncurannya.
Yuk buat kalian yang udah pernah baca, tulis dong insight yang kalian dapat setelah membaca buku ini! :)
Btw ini pengalaman pertamaku nulis review buku lho hehe, kalo ada masukan atau saran, boleh banget yaa.
Makan beng-beng sambil liat hiu, Thankyou..
Wah bukunya kelihatannya keren banget apalagi tentang keluarga dan pasangan. Zaman sekarang memang benar dibutuhkan juga role model dalam berkeluarga biar kita bisa mencontohi yang baik dan diterapin dalam keluarga kita. Jadi pengen beli dan baca bukunya. Makasih untuk reviewnya ya Ka sangat membantu sekali
ReplyDeleteHalo mba Yovita :D
Deleteiyaa sekarang untuk mencari role model harus pilah pilih, apalagi couples goals atau family goals hehe. masyaa Allah, semoga bermanfaat dan dimudahkan untuk membaca ya :D
Selandia Baru ya yang katanya negeri itu sangat hijau dan indah. angin yang berhembus langsung dari kutub selatan membawa hawa sejuk dan angin yang lembut sehingga negeri itu sangat subur dan kualitas susu sapinya juara karena sapi disana bahagia dengan alamnya.
ReplyDeletewaaah.. bener banget. Fitrahnya hewan-hewan itu bahagia kalo alamnya dijaga..
DeleteJadi penasaran dengan cerita hijrah dalam buku Rantau Bertuah ini. Sebuah perjalanan tauhid yang harusnya cocok banget buat disantap setiap orang tua maupun calon orang tua.
ReplyDeleteayoo mba dibeli dan dibaca bukunya :D
DeletePerdana review buku, tapi bahasanya enak ngalir, Kak Okta.
ReplyDeleteBukunya aja keren banget, apalagi ditulis oleh orang sekaliber Tatty Elmir. Jadi pengen baca buku lengkapnya
masyaa Allah..makasih mas yonal.
Deletesemoga bermanfaat ya..
Mendapatkan spoiler dari buku keren ini rasanya keren banget.. saya bookmark dulu, untuk rencana baca buku bulan depan. Terima kasih infonya kak.
ReplyDeleteYoh kaa dibaca..bekal untuk berkeluarga nantinya hehe
Deletemantap nih kayaknya bukunya buat yang lagi pingin mengubah diri dan keadaan, dan menyesuaikan kemampuan untuk berhijrah.
ReplyDelete