Event Komunitas Asa Edu tahun 2019/Dok pribadi |
Tiap orang pasti punya hal yang disuka dan disenangi. Gak jarang juga ada yang membentuk kelompok atau komunitas untuk menekuni apa yang mereka suka itu.
Termasuk Aku.
Aku suka banget berkomunitas karena Aku mudah bertumbuh di lingkungan yang membuatku bisa berperan.
Berbagi dan melayani orang lain. Dua kata kunci itu adalah gambaran besar ketika kita sudah menceburkan diri sepenuhnya di komunitas.
Termasuk Aku.
Aku suka banget berkomunitas karena Aku mudah bertumbuh di lingkungan yang membuatku bisa berperan.
Setiap orang punya kebebasan untuk memilih komunitas yang dia suka. Tergantung apa niat dan tujuan awal. Ada orang yang ikut komunitas karena ingin sekedar bertemu teman baru, memperdalam minat, sharing ilmu, dan sebagainya.
Komunitas bisa menjadi ladang untuk tumbuh menjadi versi terbaik diri. Namun, kita harus cermat memilih komunitas mana yang sesuai dengan value hidup kita.
Memasuki komunitas perlu didasari ruh yang kuat agar langkah kita menjalani kegiatan di komunitas tersebut jadi gak setengah hati.
Komunitas bisa menjadi ladang untuk tumbuh menjadi versi terbaik diri. Namun, kita harus cermat memilih komunitas mana yang sesuai dengan value hidup kita.
1. Perjalanan Menemukan Komunitas
Well, Aku mulai giat mengikuti komunitas sejak tahun kedua di perkuliahan. Awalnya, Aku mencari kegiatan intra kampus yang sesuai dengan kesukaanku, yaitu menulis. Aku mengikuti unit kegiatan yang gak pure nulis, tapi mendekati itu.
Kegiatannya lebih condong ke dunia Jurnalistik. Jadi bukan "komunitas menulis", tapi ada hubungannya dengan tulis menulis.
Nah,jenis tulisan yang sering kubuat lebih mengarah ke straight news, press release dan konten untuk majalah.
Bekal itu cukup bermanfaat untuk mengasah kemampuan menulis. Karena kala itu tulisanku masih kurang baik untuk dibaca. Hahah
Seiring waktu, Aku gak menemukan gairah untuk menulis. Karena tulisanku gak punya "ruh". Gak ada hal yang membuatku semangat dan tergerak untuk melakukan sesuatu yang lebih.
Aku menulis hanya untuk menuntaskan kewajiban sebagai jurnalis kampus. Aku merasa itu bukanlah hal yang menyenangkan dan membuatku bahagia. Akhirnya Aku memutuskan untuk jeda.
Aku sempat menghilang di organisasi karena mengalami konflik batin. Apakah ini hal yang benar-benar Aku suka? Aku berusaha untuk mencari kegiatan yang bisa membuat semangat menulisku kembali lagi.
Di akhir tahun 2015, Aku bergabung dengan sebuah komunitas sosial pendidikan yang berfokus meningkatkan mutu pendidikan anak-anak kampung pesisir di sebelah utara kota Semarang.
Profil Komunitas Asa Edu: [Komunitas Asa Edu]
2. Berdaya melalui Komunitas
Awalnya, Komunitas Asa Edu merupakan gerakan sederhana yang diinisiasi oleh kakak tingkat di kampusku. Dari project kecil-kecilan dan hanya beranggotakan kurang dari 5 orang, sampai akhirnya memberanikan diri untuk membuka open recruitmen volunteer pertama di tahun 2016 agar kegiatan di komunitas tetap berjalan.
Volunteer Komunitas Asa Edu/Dok Pribadi |
Kegiatan rutin yaitu belajar mengajar dan diselingi dengan permainan yang dilakukan setiap hari minggu pagi, mulai pukul 08.00 - 10.00 WIB bertempat di Rumah Baca Seroja, Kampung Tambak Lorok.
Di sini, kami membuat kurikulum belajar sederhana yang bisa diterapkan saat proses belajar mengajar untuk anak-anak usia dini sampai Sekolah Dasar.
Background anak-anak di sini adalah mereka yang orangtuanya sebagian besar nelayan dan pedagang hasil laut.
Mereka adalah anak-anak marjinal yang dipandang sebelah mata. Karena keadaan sosial masyarakat di pesisir yang terkenal minim edukasi.
Segala upaya dilakukan untuk mengembangkan komunitas ini. Membangun branding komunitas dengan menggandeng stakeholder masyarakat, mencari media partner, menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan unit kegiatan mahasiswa serta mencari dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, dinas-dinas terkait dan CSR.
Banyak hal yang Aku pelajari dari mengikuti kegiatan di komunitas ini. Aku bertumbuh senti demi senti sehingga kepercayaan diriku meningkat.
Dari yang awalnya hanya ikut-ikutan sampai diberikan kepercayaan untuk menjalankan peran strategis. Aku sangat mensyukuri hal itu.
Bukan karena Aku hebat, tetapi lingkungan tempatku bertumbuh itu yang membangkitkan semangatku untuk terus berdaya.
Berdaya menurut KBBI adalah berkekuatan, berkemampuan dan bertenaga, yaitu mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu.
[Liputan Net Tv dalam program Lentera Indonesia]
[Liputan Kompas TV Jateng dalam program Berita Kampus]
Di sini Aku benar-benar ditempa untuk mengatasi setiap masalah. Baik itu mengatur sumber daya manusia di komunitas, menjalin kerjasama dengan pihak di luar komunitas, membuat kurikulum belajar, membuat proposal yang baik, mengkampayekan kebaikan, membuat Community Development, dan sebagainya.
Gak salah kalo Bunda Tatty Elmir, Founder Forum Indonesia Muda dalam sebuah seminar pernah bilang bahwa kalo mau jadi manusia yang kadar resistennya tinggi, biasakan untuk menjadi "volunteer".
Karena tempaan demi tempaan akan membuat kita jadi tahan banting. Belajar untuk berfikir solusi dan out of the box. Kita akan belajar sesuatu dari kehidupan.
Emang ada untungnya jadi volunteer? Bukannya kita jadi lebih banyak ngasih ya?
Mungkin Iya. Kita akan lebih banyak memberi. Secara matematis, kita akan banyak ngeluarin sesuatu yang kita punya.
Berarti kita rugi dong?
Gak gitu juga. Logikanya Allah gak begitu. Semakin kita banyak memberi, lebih banyak yang akan kita dapatkan. Kita gak pernah tau "balasan terbaik" dari yang Maha Baik. Ini kaya Special gift dari Allah.
3. Memaknai arti Berdaya
Berangkat dari situ, Aku mulai rajin menulis jurnal syukur. Sebab Aku yakin bahwa dengan menuliskannya, Aku akan selalu ingat bahwa Allah telah memberikanku rezeki yang cukup, yang jarang sekali Aku sadari berupa lingkungan positif untuk bertumbuh, sahabat yang baik, serta semua kemudahan untuk mengikuti banyak pelatihan yang memberdayakan dan jejaring baru.
Yang bikin Aku tambah bahagia juga, ketika melihat adik-adik binaan di komunitas bahagia. Ngeliat mereka berbinar belajar sesuatu yang baru, berinteraksi dengan orang baru, bahkan belajar bahasa baru secara langsung dengan global citizen dari berbagai negara.
Aktifitas belajar yang menyenangkan tidak terbatas hanya duduk di kelas. Tapi merasakan pengalaman belajar yang berbeda dengan menjelajah dunia di sekitar mereka.
Komunitas Asa Edu berhasil meraih penghargaan sebagai: "Community Award For Social Contribution" oleh AIESEC di tahun 2017
Kami menemani adik-adik binaan untuk ikut berbagai kompetisi atau lomba sesuai minat dan bakat, mengunjungi museum dan wisata edukasi, rekaman suara untuk mengisi program di acara radio lokal, tampil sebagai pengisi acara di event komunitas dan syuting video pendek untuk program televisi nasional.
Menurutku itu adalah sedikit dari banyaknya pengalaman yg bisa aku maknai sebagai bentuk pemberdayaan.
Pemberdayaan tidak selalu identik dengan uang. Kita bisa ambil contoh bantuan berupa uang tunai yang seringkali tidak tepat sasaran.
Kita bisa berdaya dan memberdayakan orang lain dengan satu langkah kecil yang kita bisa lakukan.
Sampai saat ini sudah ada beberapa donatur yang tercatat dalam membantu pengembangan komunitas ini. Semoga bantuan dari para donatur ini bertambah berkah seiring dengan keberjalanan komunitas. Aamiin
4. Penutup
Hal pertama yang perlu kita pahami, berkomunitas itu merupakan pilihan. Kita bisa memilih untuk ikut suatu komunitas, membuat komunitas baru, atau tidak berkomunitas sama sekali.
Aku pribadi masih "mencari" dan belum banyak memahami diriku seutuhnya, karena itu Aku berniat untuk mengasah keberperananku dengan mengikuti komunitas sesuai dengan minat dan peranku saat ini sebagai seorang perempuan, istri dan ibu. Tentu memerlukan persetujuan dari suamiku dulu.
Aku bersyukur sebab suami menerima proposalku untuk menjadi pegiat di komunitas. Sesuai dengan perjanjian sebelum menikah, Aku meminta izin untuk menggeluti kegiatan sosial yang Aku minati sesuai dengan value keluarga.
Setelah retrospeksi, kilas balik perjalanan yang sudah kulalui beberapa tahun kebelakang. Aku percaya ada hal yang hendak Allah kasihtau dan perlu untuk Aku perbaharui.
Volunteer event Ramadhan/Dok Pribadi |
Sebenarnya Akulah yang butuh untuk berkomunitas. Karena dengan berbagi dan melayani, hidupku jadi lebih berarti.
Aku terpantik oleh statement dari seorang penyandang disabilitas yang juga seorang womenpreneur this.able.
Nicky Clara, dalam sebuah talkshow pernah berkata, "we need support system to grow. Because there's right people in the right place"
Aku jadi tambah yakin dan bersemangat bahwa pilihanku untuk berdaya melalui komunitas itu pilihan yang tepat.
Ada yang pernah samaan gak?
Yuk ceritakan pengalaman kamu ketika berjejaring dan menggeluti sebuah komunitas! 😊😊
#KomunitasAsaEdu
butuh mental lebih sih memang untuk jadi yang namanya relawan karena relawan harus benar benar ikhlas dan tidak mengharapkan pamrih
ReplyDeleteiya dan tergantung tujuan juga ya, menjadi volunteer itu sebenarnya untuk apa. hehe
DeleteZaman sekarang sukses lebih cepat diraih kalo bersama, berkomunitas. Gak ada yang sukses cuma bisa sendiri.
ReplyDeleteKeren ya Komunitas Asa Edu ini beragam aktivitasnya, sampai mendorong anggota ikut kompetisi dan lomba sesuai minat bakat.
Betul.. Dengan kita berkomunitas, kita berkolaborasi dan kolaborasi itu menciptakan banyak pemenang. Hehe
DeleteDoakan mba semoga bisa aktif lagi, pandemi ini off kegiatan belajarnya :')
Menjadi relawan merupakan tugas yang mulia dalam memberdayakan umat, tapi sayangnya saya belum pernah dan hanya menjadi simpatisan saja.
ReplyDeleteYa gapapa mas heri. Hehe kita bisa ambil peran ga hanya di komunitas kok. Ada banyak ladang amal yg bisa kita ambil, yang penting kita tau peran kita.
DeleteBener banget mbak melalui komunitas bisa membuat kita bertumbuh dan terus berdaya. Apalagi jadi volunteer ya.. Tetap semangat ya mbak, saluutt.
ReplyDeleteIyaaa..jadi belajar hal baru dan dapet suntikan semangat dari para mastah hehe makasih yaah semangattt juga phai
Deleteberkomunitas memang penting menurut saya mbak, selain menambah teman dan pengalaman, kita juga dapat bermanfaat bagi orang lain. apalagi kalau komunitasnya sesuai passion, cintai yang kamu kerjakan, kerjakan yang kamu cintai...
ReplyDeleteSetuju bangettt.. Toss
DeleteIkut komunitas memang banyak sekali manfaatnya, terutama jadi relawan. Aku terakhir jadi relawan sekitar 3 tahun lalu, banyak banget cerita dan pengalaman berharga yang bisa didapat.
ReplyDeleteMasyaa allah.. Pengalaman yang berharga ya mba jadi relawan tuh. :')
DeleteAku juga suka berkomunitas dan sedang ikut banyak komunitas. Suka juga menjadi volunteer, pokoknya aku suka semua kegiatan yang bisa mengambil peran dan bermanfaat untuk banyak orang.
ReplyDeleteKereeeen mba lintang! Semangat ya mbaa melangitkan kebaikan dan menebarkan manfaat :)
DeleteBanyak manfaat yang bisa kita ambil dengan bergabung di komunitas ya. Selain dapat menambah teman juga bisa bertukar ilmu dan pengalaman
ReplyDeleteIya mba nurul paket komplit pokoknya hehe :D
DeleteSebenarnya saya benar-benar berminat untuk masuk ke dalam sebuah komunitas, sayangnya di masa-masa awal perkuliahan saya, saya kurang aktif untuk mencari informasi. Ada perasaan rugi waktu itu, tapi yang jelas tidak ada kata terlambat untuk belajar kembali.
ReplyDeleteIyaaa betul mas gaa ada kata terlambat untuk memulai dan belajar. Semua bisa diusahakan yang penting gak mengganggu prioritas saat ini dan bisa jalan beriringan.
DeleteBener nih kak, kalau kebaikan ngga terorganisir dengan komunitas akan susah mencapai tujuannya yakk. akan kalah dengan keburukan yang terorganisir
ReplyDeleteBener banget..komunitas bisa jadi solusi untuk itu hehe thanks yaa dah mampir ke sini :D
DeletePunya komunitas itu seru ya. Bisa untuk nambah temen. Nambah wawasan fn pengalaman juga. Apalagi kalau komunitasnya se-frekuensi. Pasti makin mantab
ReplyDelete